Rabu, 16 Februari 2011

ॐ नमो भगवते वासुदेवाय Bhagavad-gita VI

VI. atha ṣaṣṭhodhyāyaḥ. (ātmasaṃyamayogaḥ)
========================================================================

śrībhagavān uvāca

anāśritaḥ karmaphalaṃ kāryaṃ karma karoti yaḥ
sa saṃnyāsī ca yogī ca na niragnir na cākriyaḥ ||6.1|

"Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; orang yang tidak terikat pada hasil pekerjaan dan bekerja menurut tugas kewajibannya berada pada tingkatan hidup untuk meninggalkan hal-hal duniawi. Dialah ahli kebatinan yang sejati, bukanlah orang tidak pernah menyalakan api dan tidak melakukan pekerjaan apapun yang menjadi sannyasi dan yogi yang sejati."
=====================================================================

yaṃ saṃnyāsam iti prāhur yogaṃ taṃ viddhi pāṇḍava
na hy asaṃnyastasaṃkalpo yogī bhavati kaścana ||6.2|

"Hendaknya engkau mengetahui bahwa apa yang disebut melepaskan ikatan sama dengan yoga atau mengadakan hubungan antara diri kita dengan Yang Mahakuasa, wahai putera Pandu, sebab seseorang tidak akan pernah dapat menjadi yogi kecuali ia melepaskan keinginan untuk memuaskan indria-indria."
======================================================================

ārurukṣor muner yogaṃ karma kāraṇam ucyate
yogārūḍhasya tasyaiva śamaḥ kāraṇam ucyate ||6.3|

"Dikatakan bahwa pekerjaan adalah cara untuk orang yang baru mulai belajar sistem yoga yang terdiri dari delapan tahap, sedangkan menghentikan segala kegiatan material dikatakan sebagai cara untuk orang yang sudah maju dalam yoga."
=======================================================================

yadā hi nendriyārtheṣu na karmasv anuṣajjate
sarvasaṃkalpasaṃnyāsī yogārūḍhas tadocyate ||6.4|

"Dikatakan bahwa seseorang sudah maju dalam yoga apabila dia tidak bertindak untuk kepuasan indria-indria atau menjadi sibuk dalam kegiatan untuk membuahkan hasil setelah meninggalkan segala keinginan material."
======================================================================

uddhared ātmanātmānaṃ nātmānam avasādayet
ātmaiva hy ātmano bandhur ātmaiva ripur ātmanaḥ
||6.5|

"Seseorang harus menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan tidak menyebabkan dirinya merosot. Pikiran adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran juga musuhnya."
=====================================================================

bandhur ātmātmanas tasya yenātmaivātmanā jitaḥ
anātmanas tu śatrutve vartetātmaiva śatruvat ||6.6|

"Pikiran adalah kawan yang paling baik bagi orang yang sudah menaklukkan pikiran; tetapi bagi orang yang gagal mengendalikan pikiran, maka pikirannya akan tetap sebagai musuh yang paling besar."
=====================================================================

jitātmanaḥ praśāntasya paramātmā samāhitaḥ
śītoṣṇasukhaduḥkheṣu tathā mānāpamānayoḥ ||6.7|

"Orang yang sudah menaklukan pikiran sudah mencapai kepada Roh Yang Utama, sebab dia sudah mencapai ketenangan. Bagi orang seperti itu, suka dan duka, panas dan dingin, penghormatan dan penghinaan semua sama."
======================================================================

jñānavijñānatṛptātmā kūṭastho vijitendriyaḥ
yukta ity ucyate yogī samaloṣṭāśmakāñcanaḥ|| 6.8|

"Dikatakan bahwa seseorang sudah mantap dalam keinsafan diri dan dia disebut seorang yogi (atau ahli kebatinan) apabila ia puas sepenuhnya atas dasar pengetahuan yang telah diperoleh dan keinsafan. Orang seperti itu mantap dalam kerohanian dan sudah mengendalikan diri. Dia melihat segala sesuatu- baik batu kerikil, batu maupun emas- sebagai  hal yang sama."
=====================================================================

suhṛnmitrāryudāsīnamadhyasthadveṣyabandhuṣu
sādhuṣv api ca pāpeṣu samabuddhir viśiṣyate ||6.9|

"Seseorang dianggap lebih maju lagi apabila dia memandang orang jujur yang mengharapkan kesejahteraan, penolong yang penuh kasih sayang, orang netral, perantara, orang iri, kawan dan musuh, orang saleh dan orang yang berdosa dengan  sikap pikiran yang sama."
=======================================================================

yogī yuñjīta satatam ātmānaṃ rahasi sthitaḥ
ekākī yatacittātmā nirāśīr aparigrahaḥ ||6.10|

"Seorang rohaniwan seharusnya selalu menjadikan badannya, pikiran dan dirinya tekun dalam hubungan dengan Yang Mahakuasa. Hendaknya dia hidup sendirian di tempat yang sunyi dan selalu mengendalikan pikirannya dengan hati-hati. Seharusnya dia bebas dari keinginan dan rasa memiliki sesuatu."
=======================================================================

śucau deśe pratiṣṭhāpya sthiram āsanam ātmanaḥ
nātyucchritaṃ nātinīcaṃ cailājinakuśottaram ||6.11|
tatraikāgraṃ manaḥ kṛtvā yatacittendriyakriyaḥ
upaviśyāsane yuñjyād yogam ātmaviśuddhaye ||6.12|

"6.11-12 Untuk berlatih yoga, seseorang harus pergi ke tempat sunyi dan menaruh rumput kusa di atas tanah, kemudian menutupi rumput kusa itu dengan kulit rusa dan kain yang lunak. Tempat duduk itu hendaknya tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, dan sebaiknya terletak di tempat suci. Kemudian yogi harus duduk di atas tempat duduk itu dengan teguh sekali dan berlatih yoga untuk menyucikan hatinya dengan mengendalikan pikiran, indria-indria dan kegiatannya dan memusatkan pikiran pada satu titik."
=======================================================================

samaṃ kāyaśirogrīvaṃ dhārayann acalaṃ sthiraḥ
saṃprekṣya nāsikāgraṃ svaṃ diśaś cānavalokayan||6.13|
praśāntātmā vigatabhīr brahmacārivrate sthitaḥ
manaḥ saṃyamya maccitto yukta āsīta matparaḥ ||6.14|

"6.13-14 Seseorang harus menjaga badan, leher dan kepalanya tegak dalam garis lurus dan memandang ujung hidung dengan mantap. Seperti itu, dengan pikiran yang tidak goyah dan sudah ditaklukkan, bebas dari rasa takut, bebas sepenuhnya dari hubungan suami-istri, hendaknya ia bersemadi kepada-Ku di dalam hati dan menjadikan Aku sebagai tujuan hidup yang tertinggi."
========================================================================

yuñjann evaṃ sadātmānaṃ yogī niyatamānasaḥ
śāntiṃ nirvāṇaparamāṃ matsaṃsthām adhigacchati||6.15|

"Dengan berlatih mengendalikan badan, pikiran dan kegiatan senantiasa seperti itu, seorang ahli kebatinan yang melampaui keduniawian dengan pikiran yang teratur mencapai kerajaan Tuhan  (atau tempat tinggal krisna )dengan cara menghentikan kehidupan material."
========================================================================

nātyaśnatas tu yogosti na caikāntam anaśnataḥ
na cātisvapnaśīlasya jāgrato naiva cārjuna ||6.16|

"Wahai Arjuna, tidak mungkin seseorang menjadi yogi kalau dia makan terlalu banyak , makan terlalu sedikit, tidur terlalu banyak atau tidak tidur secukupnya."
========================================================================

yuktāhāravihārasya yuktaceṣṭasya karmasu
yuktasvapnāvabodhasya yogo bhavati duḥkhahā ||6.17|

"Orang yang teratur dalam kebiasaan makan, tidur, berekreasi, dan bekerja dapat menghilangkan segala rasa sakit material dengan berlatih sistem yoga."
=======================================================================

yadā viniyataṃ cittam ātmany evāvatiṣṭhate
niḥspṛhaḥ sarvakāmebhyo yukta ity ucyate tadā|| 6.18|

"Apabila seorang yogi mendisiplinkan kegiatan pikirannya dan menjadi mantap dalam kerohanian yang melampaui hal-hal duniawi-bebas dari segala keinginan material- dikatakan bahwa dia sudah mantap dengan baik dalam yoga."
=======================================================================

yathā dīpo nivātastho neṅgate sopamā smṛtā
yogino yatacittasya yuñjato yogam ātmanaḥ ||6.19|

"Ibarat lampu di tempat yang tidak ada angin tidak bergoyang, seorang rohaniwan yang pikirannya terkendalikan selalu mantap dalam semadinya pada sang diri yang rohani dan melampaui hal-hal duniawi."
========================================================================

yatroparamate cittaṃ niruddhaṃ yogasevayā
yatra caivātmanātmānaṃ paśyann ātmani tuṣyati ||6.20|

sukham ātyantikaṃ yat tad buddhigrāhyam
atīndriyam
vetti yatra na caivāyaṃ sthitaś calati tattvataḥ ||6.21|

yaṃ labdhvā cāparaṃ lābhaṃ manyate nādhikaṃ
tataḥ
yasmin sthito na duḥkhena guruṇāpi vicālyate||6.22|

taṃ vidyād.h duḥkhasaṃyogaviyogaṃ yogasaṃjñitam
sa niścayena yoktavyo yogonirviṇṇacetasā|| 6.23|

"6.20-23 Pada tingkat kesempurnaan yang disebut semadi atau Samadhi, pikiran seseorang terkekang sepenuhnya dari kegiatan pikiran yang bersifat material melalui latihan yoga. Ciri kesempurnaan itu ialah bahwa seseorang sanggup melihat sang diri dengan pikiran yang murni ia menikmati dan riang dalam sang diri. Dalam keadaan riang itu, seseorang berada dalam kebahagiaan rohani yang tidak terhingga, yang diinsafi melalui indria-indria rohani. Setelah menjadi mantap seperti itu, seseorang tidak pernah menyimpang dari kebenaran, dan setelah mencapai kedudukan ini, dia berpikir tidak ada keuntungan yang lebih besar lagi. Kalau ia sudah mantap dalam kedudukan seperti itu, ia tidak pernah tergoyahkan, bahkan di tengah-tengah kesulitan yang paling besar sekali pun. Ini memang kebebasan yang sejati dari segala kesengsaraan yang berasal dari hubungan material."
========================================================================

saṅkalpaprabhavān kāmāṃs tyaktvā sarvān aśeṣataḥ
manasaivendriyagrāmaṃ viniyamya samantataḥ ||6.24|

"Hendaknya seseorang menekuni latihan yoga dengan ketabahan hati dan keyakinan dan jangan disesatkan dari jalan itu. Hendaknya ia meninggalkan segala keinginan material yang dilahirkan dari angan-angan tanpa terkecuali, dan dengan demikian mengendalikan segala indria di segala sisi melalui pikiran."
=======================================================================

śanaiḥ śanair uparamed buddhyā dhṛtigṛhītayā
ātmasaṃsthaṃ manaḥ kṛtvā na kiṃcid api cintayet
||6.25|

"Berangsur-angsur, selangkah demi selangkah, seseorang harus mantap dalam semadi dengan menggunakan kecerdasan yang diperkokoh oleh keyakinan penuh, dan dengan demikian pikiran harus dipusatkan hanya kepada sang diri dan tidak memikirkan sesuatu selain itu."
=======================================================================

yato yato niścarati manaś cañcalam asthiram
tatas tato niyamyaitad ātmany eva vaśaṃ nayet ||6.26|

"Dari manapun pikiran mengembara karena sifatnya yang berkedip-kedip dan tidak mantap, seseorang dengan pasti harus menarik pikirannya dan membawanya kembali di bawah pengendalian sang diri."
=======================================================================

praśāntamanasaṃ hy enaṃ yoginaṃ sukham uttamam
upaiti śāntarajasaṃ brahmabhūtam akalmaṣam|| 6.27|

"Seorang yogi yang pikirannya sudah dipusatkan pada-Ku pasti mencapai kesempurnaan tertinggi kebahagiaan rohani. Dia berada di atas pengaruh sifat nafsu, dia menginsafi persamaan sifat antara dirinya dan Yang Mahakuasa, dan dengan demikian dia di bebaskan dari segala reaksi perbuatan dari dahulu."
=======================================================================

yuñjann evaṃ sadātmānaṃ yogī vigatakalmaṣaḥ
sukhena brahmasaṃsparśam atyantaṃ sukham aśnute
||6.28|

"Dengan demikian, seorang yogi yang sudah mengendalikan diri dan senantiasa menekuni latihan yoga dibebaskan dari segala pengaruh material dan mencapai tingkat tertinggi kebahagiaan yang sempurna dalam cinta-bhakti rohani kepada Tuhan."
========================================================================

sarvabhūtastham ātmānaṃ sarvabhūtāni cātmani
īkṣate yogayuktātmā sarvatra samadarśanaḥ ||6.29|

"Seorang yogi yang sejati melihat Aku bersemayam di dalam semua makhluk hidup, dan dia juga melihat setiap makhluk hidup di dalam diri-Ku. Memang, orang yang sudah insaf akan dirinya melihat Aku, Tuhan Yang Maha Esa yang sama di mana-mana."
========================================================================

yo māṃ paśyati sarvatra sarvaṃ ca mayi paśyati
tasyāhaṃ na praṇaśyāmi sa ca me na praṇaśyati || 6.30|

"Aku tidak pernah hilang bagi orang yang melihat Aku di mana-mana dan melihat segala sesuatu berada di dalam diri-Ku dan diapun tidak pernah hilang bagi-Ku."
=====================================================================

sarvabhūtasthitaṃ yo māṃ bhajaty ekatvam āsthitaḥ
sarvathā vartamānopi sa yogī mayi vartate ||6.31|

"Seorang yogi seperti itu, yang menekuni pengabdian yang patut dihormati kepada Roh Yang Utama, dengan mengetahui bahwa Aku dan Roh Yang Utama adalah satu, selalu tetap di dalam diri-Ku dalam segala keadaan."
====================================================================

ātmaupamyena sarvatra samaṃ paśyati yorjuna
sukhaṃ vā yadi vā duḥkhaṃ sa yogī paramo mataḥ
||6.32|

"Orang yang melihat persamaan sejati semua makhluk hidup, baik yang dalam suka maupun dalam dukanya, menurut perbandingan dengan dirinya sendiri, adalah yogi yang sempurna, wahai Arjuna."
=======================================================================

arjuna uvāca

yoyaṃ yogas tvayā proktaḥ sāmyena madhusūdana
etasyāhaṃ na paśyāmi cañcalatvāt sthitiṃ sthirām
||6.33|

"Arjuna berkata; o Madhusudana, sistem yoga yang sudah Anda ringkas kelihatannya kurang praktis dan hamba tidak tahan melaksanakannya, sebab pikiran gelisah dan tidak mantap."
=======================================================================

cañcalaṃ hi manaḥ kṛṣṇa pramāthi balavad dṛḍham
tasyāhaṃ nigrahaṃ manye vāyor iva suduṣkaram ||6.34|

"Sebab pikiran gelisah, bergelora, keras dan kuat sekali, o Krsna, dan hamba pikir menaklukkan pikiran lebih sulit daripada mengendalikan angin."
=======================================================================

śrībhagavān uvāca

asañśayaṃ mahābāho mano durnigrahaṃ calam
abhyāsena tu kaunteya vairāgyeṇa ca gṛhyate ||6.35|

"Sri Krsna bersabda; Wahai putera Kunti yang berlengan perkasa, tentu saja sulit mengendalikan pikiran yang gelisah, tetapi hal ini dimungkinkan dengan latihan yang cocok dan ketidakterikatan."
=======================================================================

asaṃyatātmanā yogo duṣprāpa iti me matiḥ
vaśyātmanā tu yatatā śakyovāptum upāyataḥ ||6.36|

"Keinsafan diri adalah pekerjaan yang sulit bagi orang yang pikirannya tidak terkendali. Tetapi orang yang pikirannya terkendali yang berusaha dengan cara yang cocok terjamin akan mencapai sukses, itulah pendapat-Ku."
=======================================================================

arjuna uvāca

ayatiḥ śraddhayopeto yogāc calitamānasaḥ
aprāpya yogasaṃsiddhiṃ kāṃ gatiṃ kṛṣṇa gacchati
||6.37|

"Arjuna berkata; o Krsna, bagaimana nasib seorang rohaniwan yang tidak mencapai sukses, yang mulai mengikuti proses keinsafan diri pada permulaan dengan kepercayaan, tetapi kemudian berhenti karena pikiran yang duniawi dan dengan demikian tidak mencapai kesempurnaan dalam kebatinan?"
=======================================================================

kacchin nobhayavibhraṣṭaś chinnābhram iva naśyati
apratiṣṭho mahābāho vimūḍho brahmaṇaḥ pathi || 6.38|

"O Krsna yang berlengan perkasa, bukankah orang seperti itu yang telah dibingungkan hingga menyimpang dari jalan kerohanian jatuh dari sukses rohani maupun sukses material hingga dirinya musnah, bagaikan awan yang diobrak- abrik, tanpa kedudukan di lingkungan manapun?"
=======================================================================

etan me saṃśayaṃ kṛṣṇa chettum arhasy aśeṣataḥ
tvadanyaḥ saṃśayasyāsya chettā na hy upapadyate
||6.39|

"Inilah keragu-raguan hamba, o Krsna, dan hamba memohon agar Anda menghilangkan keragu-raguan ini sepenuhnya. Selain Anda, tiada seorang pun yang dapat ditemukan untuk membinasakan keragu-raguan ini."
========================================================================

śrībhagavān uvāca

pārtha naiveha nāmutra vināśas tasya vidyate
na hi kalyāṇakṛt kaścid durgatiṃ tāta gacchati ||6.40|

"Kepribadian Tuhan Yang Maha Esa bersabda; Putera Prtha, seorang rohaniwan yang sibuk dalam kegiatan yang mujur tidak mengalami kemusnahan baik di dunia ini maupun di dunia rohani; orang yang berbuat baik tidak pernah dikuasai oleh kejahatan, wahai kawan-Ku."
========================================================================

prāpya puṇyakṛtāṃ lokān uṣitvā śāśvatīḥ samāḥ
śucīnāṃ śrīmatāṃ gehe yogabhraṣṭobhijāyate ||6.41|

"Sesudah seorang yogi yang tidak mencapai sukses menikmati selama bertahun-tahun di planet-planet makhluk yang saleh, ia dilahirkan dalam keluarga orang saleh atau dalam keluarga bangsawan yang kaya."
========================================================================

athavā yoginām eva kule bhavati dhīmatām
etad dhi durlabhataraṃ loke janma yad īdṛśam ||6.42|

"Atau (kalau dia belum mencapai sukses sesudah lama berlatih yoga) dia dilahirkan dalam keluarga rohaniwan yang pasti memiliki kebijaksanaan yang tinggi. Memang, jarang sekali seseorang dilahirkan dalam keadaan seperti itu di dunia ini."
========================================================================

tatra taṃ buddhisaṃyogaṃ labhate paurvadehikam
yatate ca tato bhūyaḥ saṃsiddhau kurunandana ||6.43|

"Sesudah dilahirkan seperti itu, sekali lagi dia menghidupkan kesadaran suci dari penjelmaannya yang dahulu, dan dia berusaha maju lebih lanjut untuk mencapai sukses yang lengkap, wahai Putera Kuru."
========================================================================

pūrvābhyāsena tenaiva hriyate hy avaśopi saḥ
jijñāsur api yogasya śabdabrahmātivartate ||6.44|

"Berkat kesadaran suci dari penjelmaan sebelumnya, dengan sendirinya dia tertarik kepada prinsip-prinsip yoga-kendati pun tanpa diupayakan. Seorang rohaniwan yang ingin menemukan jawaban seperti itu selalu berada di atas prinsip-prinsip ritual dari kitab suci."
========================================================================

prayatnād yatamānas tu yogī saṃśuddhakilbiṣaḥ
anekajanmasaṃsiddhas tato yāti parāṃ gatim ||6.45|

"Apabila seorang yogi tekun dengan usaha yang tulus ikhlas untuk maju lebih lanjut, dengan disucikan dari segala pencemaran, akhirnya ia mencapai kesempurnaan sesudah melatihnya selama banyak penjelmaan, dan ia mencapai tujuan tertinggi."
========================================================================

tapasvibhyodhiko yogī jñānibhyopi matodhikaḥ
karmibhyaś cādhiko yogī tasmād yogī bhavārjuna ||6.46|

"Seorang yogi lebih mulia daripada orang yang bertapa, lebih mulia daripada orang yang mempelajari filsafat berdasarkan percobaan dan lebih mulia daripada orang yang bekerja dengan maksud mendapatkan hasil atau pahala. Karena itu, dalam segala keadaan, jadilah seorang yogi, wahai Arjuna."
========================================================================

yoginām api sarveṣāṃ madgatenāntarātmanā
śraddhāvān bhajate yo māṃ sa me yuktatamo mataḥ
||6.47|

"Di antara semua yogi, orang yang mempunyai keyakinan yang kuat dan selalu tinggal di dalam Diri-Ku, berpikir tentang-Aku di dalam dirinya, dan mengabdikan diri kepada-Ku dalam cinta bhakti rohani sudah bersatu dengan-Ku dalam yoga dengan cara yang paling dekat, dan dialah yang paling tinggi diantara semuanya. Itulah pendapat-Ku
========================================================================

dapat dilihat lebih lanjut di:
http://www.sacred-texts.com/hin/bgs/bgs06.htm

terjemahan Indonesia dari A.C Bhaktivedanta Swami Prabhupada dapat dilihat di:
http://ngarayana.web.ugm.ac.id/bhagavad-gita/bab-6/


ॐ नमो भगवते वासुदेवाय
ॐ साई नमो नम:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar